Selasa, 24 Januari 2012

JURNAL


APAKAH JURNAL ITU ?
Setelah suatu transaksi direkam adlam formulir, pencatatan akuntansi yang pertama kali dilakukan adalah dalam jurnal.
Pencatatan di dalam jurnal ini biasanya lebih lengkap dan lebih rinci, serta menurut urutan tanggal kejadian transaksi.
Jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama, yang digunaka untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan.
Jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun transaksi yang tidak dicatat; catatan yang dicatat lengkap dengan penjelasan dan informasi lain, agar catatan tersebut mudah diusut kembali ke dokumen sumbernya.
1. Jurnal Umum
Jika jenis transaksi perusahaan masih sedikit, jurnal umum dengan dua kolom, debit dan kredit sudah cukup memadai sebagai catatan akuntansi pertama.
Jurnal ini digunakan untuk menampung transaksi penjualan, pembelian, penerimaan dan pengeluaran kas, depresiasi aktiva tetap dan transaksi lainnya.
Karena dalam perusahaan kecil volume transaksinya masih sedikit, jurnal umum seperti tampak pada gambar diatas.
Kolom-kolom dalam jurnal umum tersebut diisi data berikut ini:
a). Kolom Tanggal.
Kolom ini diisi dengan tanggal terjadinya transaksi, yang diisi secara berurutan sesuai dengan kronologi terjadinya transaksi.
b). Kolom Keterangan
Kolom ini diisi dengan keterangan lengkap mengenai transaksi yang terjadi, seperti nama rekening yang didebit dan dikredit, serta penjelasan ringkas tentang transaksi yang bersangkutan.
Misalnya; transaksi pengeluaran kas untuk pembayaran upah karyawan, maka kolom keterangan akan diisi sbb:
Biaya Tenaga Kerja XXX
Kas XXX
Pembayarna upah minggu ke-2 Juni 19X1
c). Kolom Nomor Bukti
Kolom ini digunakan untuk mencatat nomor formulir (dokumen sumber) yang dipakai sebagai dasar pencatatan data dalam jurnla tersebut.
d). Kolom Nomor Rekening
Diisi dengan nomor rekening yang didebit dan nomor rekening yang dikredit dengan adanya transaksi.
e). Kode Debit dan Kredit
Kode ini diisi dengan jumlah rupiah transaksi. Jumlah-jumlah rupiah adlam kolom ini diringkas (dijumlahkan) menurut nomor rekening yang tercantum dalam kolom nomor rekening.

2. Jurnal Khusus
Jika suatu perusahaan bertambah besar dan jenis transaksi menjadi lebih banyak, jurnal umum tersebut menjadi tidak mampu lagi menampung berbagai transaksi yang timbul, yang frekuensi terjadinya transaksi semakin tinggi.
Dalam hal ini mulai diperlukan jurnal khusus, selain jurnal umum tersebut, dan dibutuhkan lebih banyak karyawan untuk menyelenggarakan berbagai jurnal khusus tersebut.
Timbul pertanyaan, mengapa jurnal umum harus dipecah ? Ada berbagai alasan mengapa jurnal umum perlu dipecah:
a). Untuk mengumpulkan dan menggolongkan transaksi yang sama yang frekuensi
terjadinya tinggi
b). Untuk mengurangi pekerjaanpembukuan ke dalam buku besar dan untuk
menggolongkan transaksi yang dicari.
c). Untuk memungkinkan pengerjaan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan
oleh beberapa orang.
d). Untuk menciptakan pengendalian intern.

JENIS JURNAL KHUSUS
Jenis jurnal yang biasanya terdapat dalam perusahaan yang relatif besar adalah sbb:
1. Jurnal Penjualan
2. Jurnal Pembelian
3. Jurnal Penerimaan Kas
4. Jurnal Pengeluaran Kas
5. Jurnal Umum

1). Jurnal khusus Penjualan
Digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik penjualan kredit maupun penjualan tunai.
Dari jurnal penjualan ini, manajemen akan dapat memperoleh informasi mengenai semua jenis transaksi penjualan selama periode tertentu, urut secara kronologi.
2). Jurnal khusus Pembelian
Digunakan untuk mencatat transaksi pembelian kredit.
Transaksi pembelian tunai dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
3). Jurnal khusus Penerimaan Kas
Digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
Sumber pokok penerimaan kas perusahaan umumnya dari penjualan tunai dan penerimaan piutang.
Jika frekuensi transaksi kas masih rendah, jurnal penerimaan kas ini digabungkan dengan jurnal pengeluaran kas dalam satujurnal yang disebut jurnal kas.
4). Jurnal khusus Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.
5). Jurnal khusus Umum
Digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus.
Pada umumnya jurnal umum berbentuk jurnal dua kolom (artinya kolom rupiah hanya terdiri dari 2 kolom) yaitu; kolom debit dan kolom kredit. Seperti contoh dibawah ini.
Hal ini dibuat demikian karena transaksi yang dicatat dalam jurnal umum sangat bervariasi, dengan frekuensi kejadian yang rendah.

LANGKAH PERANCANGAN JURNAL

Berikut ini adalah langkah-langkah yang biasa ditempuh oleh ahli sistem dalam merancang jurnal:
1. Studi terhadap Karakteristik Transaksi Perusahaan
Percangan jurnal dimulai dari studi terhadap karakteristik transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan.
2. Pembuatan Jurnal Standar
Setelah transaksi yang berfrekuensi tinggi diidentifikasi, langkahselanjutnay adalah memperlajari ciri khas transaksi tersebut untuk dapat menentukan rekening-rekening buku besar yang terkait dalam pencatan transaksi tersebut. Atas dasar ini dibuat jurnal standar untuk mencatat transaksi-transaksi yang berfrekuensi tinggi.
3. Percanangan Jurnal
Jurnal standar kemudian dipakai sebagai dasar untuk menentukan kolom-kolom yang harus dicantumkan dalam jurnal khusus.
Contoh:
Jurnal:
Bahan dalam proses XXX
Biaya overhead pabrik XXX
Biay administrasi & umum XXX
Biaya pemasaran XXX
Persediaan bahan XXX


SOAL & KASUS:

1. Jurnal seringkali disebut dengan catatan akuntansi pertama (book of original entry). Jelaskan sebutan terhadap jurnal ini.
2. Dalam perusahaan kecil, jurnal umum biasanya dipakai untuk mencatat seua jenis transaksi yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Buatlah contoh jurnal umum tersebut, dan jelaskan kegunaan kolom-kolom yang tercantum dalam jurnal tersebut.
3. Dalam perkembangan usahanya, perusahaan umumnya mengembangkan jurnal umum dengan memecahnya menjadi jurnal-jurnal khusus, untuk mengimbangi perkembagan usahanya terebut. Sebutkan alasan pemecahan jurnal umum menjadi jurnal-jurnal khusus tersebut.
4. Sebutkan prinsip-prinsip dasar yang melandasi percancangan jurnal.
5. Salah satu prinsip dasar yang melandasi perancangan jurnal adalah “untuk mengurangi pekerjaan pembukuan (posting) yang terinci., haru digunakan kolom-kolom khusus dalam jurnal, sehingga memungkinkan pembukuan jumlah per kolom ke dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar”.
Jelaskan prinsip dasar ini dengan menerapkannya pada transaksi pemakain bahan.
(lihat halamna: 114)
6. Sebutkan jensi jurnal yang biasanya digunakan oleh perusahaan yang relatif besar dan jelaskan pula kegunaan setiap jurnal tersebut.
7. Sebut dan jelaskan metode pencatatan data dalam jurnal.
8. Sebut dan jelaskan perancangan jurnal.

KASUS

1. Rancanglah jurnal penjualan berdasarkan data berikut ini:
a. Perusahaan menjual 5 macam produk: A, B, C, D dan E. Manajemen memrlukan informasi hasil penjualan perusahaan dipecah menurut jenis produk
b. Produk A dan B mempunyai frekuensi penjualan yang tinggi dalam sebulan, sedangkan produk yang lain mempunyai frekuensi penjualan yang rendah dalam jangka waktu yang sama.
c. Produk hanya dijual dengan kredit saja.
2. Rancanglah jurnal khusus untuk mencatat transaksi retur penjualan dengan mempertimbangkan informasi mengenai karakteristik transaksi tersebut berikut ini:
a. Dalam satu bulan, frekuensi transaksi retur penjualan berkisar 50 sampai dengan 60 kali (75%) dari frekeunsi penjualan.
b. Perusahaan menjual 5 macam produk A, B, C, D dan E. Manajemen pemasaran memerlukan informasi mengenai retur penjualan menurut jenis produk tersebut.
c. Produk A, B dan C mempunyai frekuensi penjualan dan retur penjualan yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya.
d. Semua penjualan dilakukan dengan kredit.
3. Rancanglah jurnal untuk mencatat transaksi pemakaian bahan baku dengan mempertimbangkan informasi mengenai karakteristik transaksi tersebut berikut ini:
a. Dalam satu bulan, frekuensi transaksi pemakaian bahan baku berkisar 80 sampai dengan 70 kali (70% dari frekuensi pemakain barang gudang).
b. Perusahaan memproduksi produk berdasarkan pesanan melalui 4 tahap produksi: proses persiapan, proses pengolahan, proses penyelesaian, dan proses pembungkusan. Bahan baku dikonsumsi dalam proses persiapan dan proses penyelesaian.
c. Jurnal ini akan digunakan sebgai sumber posting kedalam kartu harga pokok produk dan rekening barang dalam prosese (rekening ini dibagi menuru tahap proses pengolahan produk).

4. Rancanglah jurnal khussu untuk mencatat transaksi retur pembelian dengan mempertimbangkan informasi mengenai karakteristik transaksi tersebut berikut ini:
a. Dalam satu bulan, frekuensi transaksi retur pembelian berkisar 20 sampai dengan 30 kali (25% dari frekuensi pembelian).
b. Perusahaan menjaul 4 mcam persediaan: persediaan suku cadang, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan bahan umum. Manajemen pembelian memerlukan informasi mengenai retur pembelian menurut kelompok persediaan tersebut.
c. Persediaan bahan penolong dan suku cadang mempunyai frekuensi pembelian dan retur pembelian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan denganpersediaan lainnya.
d. Semua pembelian dilakukan dengan kredit.

1 komentar:

  1. min untuk mencatat jurnal khusus pada kasus diatas gimana min?

    BalasHapus