Selasa, 01 November 2011

PENELITIAN KOHORT


PENEL ITIAN KOHORT
Ø  Penjelasan :
Penelitian Kohort adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status penyakit.
Ø  Langkah-Langkah Penelitian Kohort :
1.  Merumuskan pertanyaan penelitian
2. Penetapan populasi kohort
3. Besarnya sampel
4. Sumber keterangan keterpaparan
5.  Identifikasi subjek
Ø  Ciri-Ciri Penelitian Kohort :
Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau tidak. Bisa bersifat retrospektif atau prospektif.
Ø  Karakteristik penelitian Kohort :
1.  Bersifat observasional
2.  Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3.  Disebut sebagai studi insidens
4.  Terdapat kelompok kontrol
5.  Terdapat hipotesis spesifik
6.  Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7.  Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
Ø  Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kohort :
  • Kelebihan :
1. Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal
2. Dapat menghitung laju insidensi
3. Untuk meneliti paparan langkah
4.  Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan
  • Kekurangan :
1. Lebih mahal dan butuh waktu lama
2. Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal
3. Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka
4.  Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi rendah atau             meninggal
Ø  Contoh Penyakit tidak Menular Dalam Penelitian Kohort :
Penelitian tentang hubungan antara kehamilan di luar rahim dengan pemakaian IUD
PENELITIAN CROSS SECTIONAL
Ø  Penjelasan
Penelitian cross sectional adalah penelitian yang mengukur prevalensi penyakit. Oleh karena itu seringkali disebut sebagai penelitian prevalensi. Bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak pada individu dan populasi tunggal pada satu saat atau periode tertentu. Relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Data yang berasal dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di bidang pelayanan kesehatan dan populasi tersebut. instrumen yang sering digunakan untuk memperoleh data dilakukan melalui:
1. Survey
2. Wawancara
3. Isian Kuesioner
Ø  Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Mengidentifikasi variabel penelitian
3.  Menetapkan subjek penelitian
4. Melakukan observasi/ pengukuran.Melakukan analisis
Ø  Ciri-ciri Penelitian Cross Sectional :
1. Observasi terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan terikat (efek) dilakukan satu kali,        pada saat yang sama.
2. Dapat untuk deskriptif maupun analitik
3. Dapat diketahui jumlah subyek yg mengalami efek pada kelompok yg mempunyai faktor                 risiko dan yang tidak.
4. Rasio prevalens menggambarkan peran faktor risiko terhadap terjadinya efek
5. Paling sering digunakan untuk studi klinik/lapangan
Ø  Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Cross Sectional :
  • Kelebihan :
1. Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat
2.  Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
3. Kemungkinan subjek “drop out” kecil
4. Dapat sebagai dasar penelitian selanjutnya.
  • Kelemahan :
1. Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat
2. Kurang tepat untuk mempelajari penyakit dengan kurun waktu sakit pendek
3. Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding case control atau cohort
Ø  Contoh Penyakit Tidak Menular Dalam Penelitian Cross Sectional :
Penelitian yang akan memmbuktikan hubungan antara tumbuh kembang anak dengan pemberian ASI eksklusif
CASE CONTROL
Ø  Penjelasan
Penelitian Case Control adalah rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Mempelajari seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya efek.
  • Langkah-langkah Penelitian Case Control :
1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Menetapkan variabel penelitian
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel
5. Analisis hasil Karakteristik Penelitian Case Control
Ø  Karakteristik Penelitian Case Control :
1. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
2. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
3. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat
  • Ciri-ciri Penelitian Case Control :
Pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dan populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita disebut Kontrol.Jenis penelitian ini dapat saja berupa penelitian restrospektif bila peneliti melihat ke belakang dengan menggunakan data yang berasal dari masa lalu atau bersifat prospektif bila pengumpulan data berlangsung secara berkesinambungan sering dengan berjalannya waktu. Idealnya penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus (insiden) baru untuk mencegah adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang berhubungan dengan penyebab dan kelangsungan hidup.
Ø  Karakteristik Penelitian Case Control :
1. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
2. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
3. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat
4. Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
Ø  Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Case Control :
  • Kelebihan :
1. Cocok untuk mempelajari penyakit yang jarang ditemukan
2. Hasil cepat, ekonomis
3. Subjek penelitian bisa lebih sedikit
4. Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko yang mungkin berhubungan dengan        penyakit
5. Kesimpulan korelasi kurang baik, karena ada pembatasan dan pengendalian faktor risiko
6. Tidak mengalami kendala etik
  • Kelemahan :
1. Tidak diketahui pengaruh variabel luar yang tak terkendali dengan teknik matching
2. Pemilihan kontrol dengan mathcing akan sulit bila faktor risiko yang di “matching”kan         banyak
Ø  Contoh Penyakit Tidak Menular Dalam Penelitian Case Control :
Penelitian kasus kontrol tentang hubungan antara rokok dan kanker paru-paru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar