Senin, 09 April 2012

PENGERTIAN SURAT LAMARAN PEKERJAAN


Pembuatan Surat Lamaran Pekerjaan

1. Pengertian Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan adalah surat dari seseorang yang memerlukan pekerjaan (pelamar) kepada orang atau pejabat yang dapat memberi pekerjaan atau jabatan. Melalui surat lamaran itu pelamar minta agar ia diberi pekerjaan. Surat lamaran pekarjaan dapat juga di artikan sebagai surat dari calon karyawan kepada calon majikan yang berisi permintaan agar calon karyawan di beri pekerjaan oleh calon majikan.
Surat lamaran pekerjaan dapat dibuat dengan dua cara yaitu:
• Surat lamaran pekerjaan yang di gabungkan dengan riwayat hidup (curriculum vitae). Dalam model ini riwayat hidup termasuk isi surat. Karena isinya berupa gabungan, model ini juga disebut model gabungan
• Surat lamaran yang dipisahkan dari riwayat hidup. Dalam model ini riwayat hidup merupakan lampiran. Karena itu model ini juga disebut model terpisah. Dalam praktek pemakaian. yang banyak dipakai adalah model terpisah. Walaupun dalam pembuatannya memerlukan dua kali kerja, namun surat lamaran model ini lebih digemari oleh pencari kerja karena suratnya tidak panjang.

2. Sumber-sumber Lamaran Pekerjaan
a.Sumber lowongan pekerjaan tanpa sumber tertentu
b.Sumber lowongan dari media tertentu
c.Sumber lowongan dari referensi pihak tertentu

3. Pembuatan Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran yang baik sekurang–kurangnya mempunyai ciri–ciri :
a.Mempunyai bentuk yang menarik
b.Mempunyai bahasa yang baik
c.Menggambarkan kemampuan pelamar
d.Tepat pada sasaran

4. Hal–hal yang harus dicantumkan dalam surat lamaran pekerjaan agar tercapai tujuan pembuatannya di antaranya :

a.Menyebutkan sumber lamaran,
b.Identifikasi diri lengkap dari pelamar,
Identitas diri dari pelamar meliputi nama, alamat, nomor telepon, hand phone, atau alat bantu komunikasi lainnya. Identitas diri dari pelamar harus memudahkan pihak perusahaan menghubungi pelamar.
c.Posisi yang dikehendaki,
d.Riwayat pendidikan,
e.Riwayat pekerjaan ( bila ada )
f.Kemampuan lain yang dimiliki ( bila ada )
g.Referensi ( bila ada dan Anda memandang pihak pemberi referensi mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan )





5. Bagian-bagian seperti berikut ini :

1. Kepala surat
2. Tempat dan tanggal pembuatan surat
3. Nomor surat
4. Lampiran
5. Hal atau perihal
6. Alamat tujuan
7. Salam pembuka
8. Isi surat yang terbagi lagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :
a. paragraf pembuka
b. isi surat
c. paragraf penutup
9. Salam penutup
10. Tanda tangan dan nama terang
11. Jabatan

Kamis, 29 Maret 2012

CARA MENGATASI INSOMNIA

1. Mandilah yang lama dan senyaman mungkin dengan air hangat sebelum berangkat tidur. (cara ini dapat menurunkan ketegangan otot-otot tubuh, sehingga Anda dapat rilek betul sebelum tidur).

2. Bacalah buku atau lakukan sesuatu secara berulang-ulang aktivitas Anda yang membosankan, seperti menjahit. Cobalah untuk tidak menonton televisi atau mendengarkan radio. Gangguan seperti ini akan meminta perhatian Anda dan menyebabkan terus terjaga.

3. Hindari kafein dalam segala bentuk setelah makan siang (kopi,the,coklat,cola dan beberapa minuman ringan lainnya yang mengandung stimulan ini, begitu pula obat-obatan yang dijual bebas atau harus ditebus dengan resep dokter, periksalah label komposisinya). Ini adalah hal terakhir yang dibutuhkan olah imsomniak sukar tidur.

4. Jangan tidur siang, betapapun ngantuknya Anda. (tidur siang mengurangi kwalitas tidur malam)

5. Langkah yang tidak kalah pentingnya adalah dengan terapi refleksi yang dapat mengendorkan ketegangan akibat rutinitas dan telah terbukti mampu mengobati imsomnia kronis.

Rabu, 22 Februari 2012

JUDUL KTI KEBIDANAN

  1. HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN RUPTURE PERINEUM PERSALINAN NORMAL PADA PRIMIGRAVIDA DI BPS XXX (Bab 1, 2, 3, 4, 5)
  2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEENGANAN AKSEPTOR KB UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS XXX(BAB I, II, III)
  3. ANALISA SENAM HAMIL PADA IBU HAMIL DI KELAS IBU DI POSYANDU XXXX(BAB I, II, III, IV, V)
  4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  5. KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI BPS XXX (BAB I, II, III)
  6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI OLEH KADER DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  7. KARAKTERISTIK PELAKSANAAN SENAM LANSIA DI POSYANDU LESTARI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  8. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  9. PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN DAN PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  10. PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN DI BPS. XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  11. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DI SMP XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  12. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DI BPS XXXX (BAB I, II, III, IV, V)
  13. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  14. KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKSANAKAN ANTENATAL CARE DI BPS XXX (BAB I, II, III, IV)
  15. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA XXXXX WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  16. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  17. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  18. GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU DI WILAYAH KERJA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  19. GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  20. TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  21. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG EMESIS GRAVIDARUM DI RB (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  22. GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING PIL ORAL KOMBINASI (POK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  23. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP RESIKO PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PROSES PERSALINAN DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  24. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  25. GAMBARAN PELAKSANAAN 7T PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  26. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  27. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMSI DI RUMAH SAKIT UMUM XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  28. TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMU XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  29. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI DI DUSUN XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  30. TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA (6-24 BULAN) DI PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  31. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI POSYANDU XXXXXX WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  32. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  33. GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXYPROGESTERONE ASETAT (DMPA) DI RB XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  34. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS II TENTANG DIET SEIMBANG DI SMA NEGERI XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  35. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  36. PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING POK (PIL ORAL KOMBINASI) DI KELURAHAN XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  37. KARAKTERISTIK BALITA YANG MENDERITA ISPA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  38. GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN, DI BPS XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  39. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  40. KARAKTERISITK AKSEPTOR KB POK (PIL ORAL KOMBINASI) DI KELURAHAN XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  41. GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI DUSUN XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  42. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TABLET FE DI PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  43. PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN TENTANG MANFAAT ASI EKSKLUSIF DI BPS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  44. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PEMBANTU XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  45. KARAKTERISTIK BALITA YANG MENDERITA ISPA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  46. GAMBARAN PERSALINAN OLEH DUKUN TERLATIH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  47. PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  48. GAMBARAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI MASA NIFAS DINI OLEH PETUGAS KESEHATAN TERHADAP IBU-IBU POST PARTUM DI 3 BPS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  49. GAMBARAN PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR NORMAL 0-6 JAM DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  50. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  51. KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS. XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  52. PENATALAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN PIJAT BAYI PADA BAYI USIA 1-7 BULAN DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  53. PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI BPS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  54. PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-1 TAHUN DI BPS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  55. GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  56. KARAKTERISTIK IBU YANG MEMERIKSAKAN PAP SMEAR DI RUMAH SAKIT XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  57. GAMBARAN AKSEPTOR KB AKDR DI KECAMATAN XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  58. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI KELURAHAN (BAB I, II, III, IV, V)
  59. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI SMP XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  60. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS TENTANG DYSMENORE DI SMP XXX (BAB I, II, III)
  61. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE DI SMP NEGERI XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  62. KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR YANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  63. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6 – 24 BULAN DI BPS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  64. GAMBARAN AKSEPTOR KB METODE OPERATIF PRIA (MOP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  65. GAMBARAN PENYAPIHAN ANAK KURANG DARI 2 TAHUN DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  66. KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  67. PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG KEHAMILAN DI RB XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  68. PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS II SMA NEGERI XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  69. GAMBARAN PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI TERHADAP IBU NIFAS DI BPS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  70. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA DALAM KEHAMILAN DI BPS XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  71. PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN DI KLINIK XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  72. CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI BPS WILAYAH KERJA XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  73. KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGKONSUMSI TABLET FE DI KELURAHAN XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  74. GAMBARAN RENDAHNYA CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU XXX (BAB I, II, III, IV, V)
  75. PENGETAHUAN DAN APLIKASI MAHASISWI TINGKAT II AKBID XXXXXXXXX TENTANG PARTOGRAF (BAB I, II, III, IV, V)
  76. GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 0-1 TAHUN DI KELURAHAN XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  77. PENGETAHUAN WANITA PRA-MENOPAUSE TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS MENOPAUSE (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)
  78. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP KEPUTIHAN DI DESA XXX (BAB I, II, III, IV, V, VI, VII)

RUMUS PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

H A R T A = U T A N G + M O D A L
KAS + PIUTANG = UTANG + SP + SW + SSR + CAD + Pdpt Bunga + (Biaya)

Kuncinya : setiap ada transaksi pasti mengakibatkan dua atau tiga rekening / akun.

Missal :
Menerima simpanan (pokok, wajib, ssr): Kas ber + Simpanan ber +
Mengembalikan simpanan : Kas ber - Simpanan ber –
Memberi pinjaman kpd anggota : Kas ber - Piutang ber +
Menerima angsuran dari peminjam: Kas ber + Piutang ber -
Menerima pendapatan bunga : Kas ber + Pdpt Bunga ber +
Membayar biaya bunga (SSR) : Kas ber - Biaya Bunga ber +
Membayar segala biaya ( transport,makan dll): Kas ber- Biaya ber +
Menerima cadangan dari SHU: Kas ber + Cadangan ber +
Menerima pinjaman dari BRI: Kas ber + Utang Bank ber +
Membayar utang BRI : Kas ber - Utang Bank ber –
Menerima donasi / hadiah : Kas ber + Donasi ber +


Keterangan:

SP : Simpanan Pokok
SW : Simpanan Wajib
SSR : Simpanan Suka Rela
PDPT : Pendapatan

Minggu, 19 Februari 2012

NAMA SUKU DI INDONESIA

No.
Provinsi
Nama Suku
1
Nangroe Aceh Darussalam Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame, Simeleuw, dan Pulau
2
Sumatera Utara Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-maya
3
Sumatera Barat Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan Gusci
4
Riau Melayu, Akit, Talang Mamak, Orang utan Bonai, Sakai, dan Laut, dan Bunoi
5
Riau Kepulauan Melayu, Siak, dan Sakai
6
Jambi Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan Bajau
7
Bengkulu Muko-muko, Pekal, Serawai, Pasemah, Enggano, Kaur, Rejang, dan Lembak
8
Sumatera Selatan Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan Ranau
9
Lampung Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, dan Pasemah
10
Bangka Belitung Bangka, Melayu, dan Tionghoa
11
Banten Baduy, Sunda, dan Banten
12
DKI Jakarta Betawi
13
Jawa Barat Sunda
14
Jawa Tengah Jawa, Karimun, dan Samin
15
D.I. Yogyakarta Jawa
16
Jawa Timur Jawa, Madura, Tengger, dan Osing
17
Bali Bali Aga dan Bali Majapahit
18
Nusa Tenggara Barat Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan Sumba
19
Nusa Tenggara Timur Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, dan Flores
20
Kalimantan Barat Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau, Ngaju, dan Mbaluh
21
Kalimantan Tengah Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan
22
Kalimantan Selatan Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Melayu, Banjar, dan Dayak
23
Kalimantan Timur Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, dan Bugis
24
Sulawesi Selatan Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Bugis, dan Makassar
25
Sulawesi Tenggara Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio, dan Bugis
26
Sulawesi Barat Mandar, Mamuju, Bugis, dan Mamasa
27
Sulawesi Tengah Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan Balatar
28
Gorontalo Gorontalo
29
Sulawesi Utara Minahasa, Bolaang Mangondow, Sangiher Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore, dan Obi
30
Maluku Buru, Banda, Seram, Kei, dan Ambon
31
Maluku Utara Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, dan Bacan
32
Papua Barat Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentani
33
Papua Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati

Minggu, 12 Februari 2012

PENGERTIAN SURAT

  Surat adalah suatu komunikasi yang digunakan untuk menyanpaikan informasi tertulis oleh suatu pihak ke pihak lain.
Surat merupakan lembaran kertas yang ditulis atas nama pribadi penulis atau atas nama kedudukannya dalam organisasi untuk berbagai kepentingan .
 Korespondensi = surat menyurat. 
 Korespoden = pihak yang terlibat atau para pelakunya.
 Komunikasi tetulis dengan media surat sampai saat ini masih sangat dibutuhkan dan belum tergantikan media lain.
Surat memiliki keunggulan sebagai bukti otentik yang memiliki kekuatan hukum yang sah karena surat yang asli tentunya memiliki identitas yang jelas,yaitu tanda tangan asli dan atau stempel (identitas resmi lembaga) asli. 
Hal-hal khusus yang dimiliki oleh surat yaitu:
1. Penggunaan kertas (baik,bersih,ukuran ketebalannya,bergaris maupun polos).
2. Penggunaan model atau bentuk.
3. Pemakaian bahasa yang khas.
4. Pencantuman tanda tangan dan stempel organisasi.
Fungi surat.
1. sebagai alat untukmenyampaikan pemberitauan, permintaan atau permohonan, buah pikiran / gagasan.
2. sebagai alat bukti tulis.
3. sebagai alat untuk mengikat.
4. sebagai bukti historis.
5. sebagai pedoman kerja.
Jenis surat.
Jenis surat dibagi menjadi :
 Jenis surat dilihat dari sisi,bentuk,isi dan bahasanya,antara lain :
1. Surat resmi / Dinas
2. Surat tidak resmi / Pribadi
3. Surat setengah Resmi
 Jenis surat menurut isinya,antara lain :
1. Surat Keluarga / Pribadi
2. Surat Sosial
3. Surat Dinas
4. Surat setengah resmi
5. Surat niaga 
 Jenis surat menurut tujuannya,antara lain :
1. Surat perintah
2. Surat permohonan
3. Surat pemberitahuan
4. Surat penawaran
5. Surat keterangan
6. Surat keputusan
Bentuk Surat.
Bentuk surat adalah Pola surat menurut susunan letak dan bagian – bagian surat.
 Menurut pola umum dalam surat – menyurat dikenal 6 macam bentuk surat,yaitu :
1. Bentuk lurus penuh.
2. Bentuk lurus.
3. Bentuk setengah lurus.
4. Bentuk surat bertekuk.
5. Bentuk resmi Indonesia lama.
6. Bentuk resmi Indonesia Baru.
 Bagian – bagian surat resmi :
1. Kepala surat / Kop surat.
2. Tanggal surat.
3. Nomor.
Lampiran.
 Hal.
 Sifat / Derajat surat.
4. Alamat yang dituju.
5. Salam Pembuka.
6. Isi,terdiri dari : Pembuka
Isi
Penutup
7. Salam penutup.
8. Indentitas pengirim,TTD,stempel.
9. Tembusan.
 Perbedaan surat resmi dan surat tidak resmi dari sisi bahasa :
1. Diksi dalam surat tidak resmi cenderung bebas dan mudah dipahami,sedangkan dalam surat resmi tidak.
2. Dalam surat tidak resmi kalimat yang digunakan tidak harus baku,terkesan akrab dan tidak taat pada kaidah, sedangkan dalam surat resmi tidak.
3. Secara umum bahasa dalam surat tidak resmi cenderung ringan, akrab, dan tidak baku.
 Ciri – ciri ragam bahasa tulis :
1. Sesuai dengan kaidah ejaan
2. sesuai dengan kaidah katatabahasaan ( berpola )
3. Berisi ide yang merupakan satu – kesatuan
4. Bagian – bagiannya berkoherensi
5. Bervariasi
6. Beraksentrasi
7. Logis
 
Surat Niaga
Surat niaga adalah surat yang berhubungan dengan masalah perniagaan / perdagangan.
Surat niaga adalah jenis surat yang isinya berhubungan dengan kepentingan niaga atau perdagangan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menulis surat niaga :
• Menetapkan tujuan
• Menetapkan isi surat seperti :
a. Nama dan jenis barang 
b. Merk dan kualitas barang
c. Banyak barang yang ditawar 
• Penetapan tata urutan isi surat
• Menyelesaikan setiap bagian isi surat satu persatu
• Hindari penggunaan singkatan
 Jenis surat niaga : 
1. Surat Permintaan Penawaran.
Adalah surat yang berasal dari calon pembeli kepada pihak penjual yang isinya meminta keterangan daftar harga barang atau jasa yang hendak dibeli dari penjual.
Keterangan yang ingin diperoleh calon pembeli biasanya mengenai :
 Jenis barang
 Harga
 Diskon
 Syarat
 Cara pembayaran / keterangan lain.
2. Surat Penawaran ( Offerte ).
Adalah surat yang dibuat untuk memberitahukan tentang barang atau jasa yang akan dijual dengan segala keterangannya kepada calon pembeli.
 Surat penawaran bisa dibuat atas nama atau inisiatif pihak pemilik barang bisa juga karena ada permintaan dari calon pembeli.
 Surat penawaran biasanya memberikan informasi tentang :
Nama Barang
Jenis Barang
Harga satuan
Kualitas
Potongan harga
Syarat pembayaran
Cara penyerahan
3. Surat Pembelian.
Adalah surat yang ditulis oleh calon pembeli kepada penjual barang yang berisi rincian barang – barang yang akan dibeli.
4. Surat Claim / Keluhan.
Adalah surat pemberitahuan kepada penjual atau pemilik barang yang tidak sesuai dengan pesanan dan disertai dengan tuntutan penyelesaian.
5. Surat Kuasa.
Adalah surat yang berisi kewenangan kuasa untuk melakukan sesuatu atas nama orang yang memberikan kuasa.
Surat ini biasanya diberikan kepada orang yang dipercaya untuk menyelesaikan urusan pemberi kuasa karena dia tidak dapat melakukan sendiri.
 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat kuasa :
1. Pemberian dan penerima surat kuasa harus dewasa,sehat rohani,dan jasmani.
2. Diberikan kepada orang yang benar – benar dipercaya.
3. Untuk perorangan surat kuasa tidak perlu diberi nomor surat.
4. Untuk satu instansi surat kuasa ditulis diatas kertas segel atau dibubui materai.
5. Ditanda tangani pemberi dan penerima kuasa. 
 Bagian – bagian surat kuasa :
d. Judul.
Judulnya yaitu “ Surat Kuasa “.
e. Indentitas pemberi kuasa.
f. Alamat pemberi kuasa.
g. Indentitas yang diberi kuasa / penerima.
h. Alamat yang diberi kuasa / penerima kuasa.
i. Keperluan / tujuan pemberian kuasa / bentuk wewenang.
j. Tanggal, bulan,dan tahun penulisan surat.
k. Nama dan tanda tangan penerima dan pemberi kuasa.

Pencantuman tanggal,bulan dan tahun penulisan surat sangat bermanfaat. Pencantuman ini berfungsi untuk :
 Memberitahu penerima kapan surat itu dikirim.
 Memudahkan penelusuran jika terjadi keterlambatan dalam menjawab surat.
 Memudahkan pengarsipan.
6. Surat Perjanjian Jual - Beli.
Adalah surat yang berisi persetujuan yang mengikat antara dua pihak / lebih. Dengan surat perjanjian Jual – Beli kedua belah pihak harus menepati janji yang telah disepakati. Bila ada satu pihak yang mengingkari janji atu pihak lainnya berhak menggugat kepada yang berwenang.
 Syarat pembuatan Surat perjanjian Jual – Beli :
1. Isi saling disepakati pihak yang terkait.
2. Isi tidak bersifat menekan pihak lain.
3. Isi tidak menimbulkan rasa panas berbagai pihak.
4. Pembuatannya atas dasar musyawarah.
5. Bentuknya benar sesuai aturan.
6. Memakai bahasa yang saling dimengerti.
7. Ada pihak yang bertindak sebagai saksi.
 Macam – macam Surat perjanjian :
Dari segi pengesahannya Surat perjanjian dibagi menjadi :
1. Surat perjanjian otentik.
Artinya surat itu disahkan oleh pejabat yang berwenang. (Desa atau Notaris)

2. Surat perjanjian tidak otentik.
Artinya surat itu tidak disahkan oleh pihak yang berwenang. Surat perjanjian ini biasa disebut surat perjanjian dibawah tangan.
 Dari segi ini Surat perjanjian dibagi menjadi :
1. Surat perjanjian Jual – Beli.
2. Surat perjanjian Sewa – Beli.
3. Surat perjanjian Sewa – Menyewa.
4. Surat perjanjian Kerja Borongan.
5. Surat perjanjian Utang – Piutang.
6. Surat perjanjian kerja Sama.
 Bagian – bagian / Unsur – unsur Surat perjanjian Jual – Beli :
1. Judul Surat perjanjian Jual – beli.
2. Indentitas penjual dan pembeli yang meliputi ;
- Nama
- Pekerjaan
- Alamat,dsb yang dianggap perlu
3. Isi perjanjian.
Biasanya isi perjanjian diwujudkan dalam bentuk pasal – pasal yang menyangkut :
a. Segala macam keterangan barang.
b. Hak dan kewajiban kedua belah pihak.
c. Harga yang disepakati.
d. Waktu penyerahan dan pembayaran.
e. Kewajiban lanjutan setelah terjadi proses jual – beli.
f. Keterangan tentang beban – beban.
g. Keterangan pihak – pihak yang menanggung ongkos balik nama,matrai,pajak,dsb.
h. Keterangan jika terjadi perselisihan.
i. Keterangan tentang jumlah perjanjian yang dibuat.
j. Keterangan tentang ketentuan – ketentuan tambahan lain.
4. Tempat dan tanggal pembuatan.
5. Tanda tangan pihak terkait dan nama lengkap.
6. Tanda tangan dan nama lengkap saksi.
7. Tanda tangan dan nama lengkap pejabat yang mengesahkan.